1/06/2013

A. Peristiwa Gerakan 30 September 1965 dan Upaya


A. Peristiwa Gerakan 30 September 1965 dan Upaya
PKI semakin menjadi-jadi dan aksinya mencapai puncaknya pada tahun 1965, saat terjadi Gerakan 30 September (G-30-S)
1. Persiapan Pemberontakan PKI
Tindakan PKI untuk memperkuat diri di bawah kepemimpinan D.N Aidit:
a.   PKI mendukung dan mengirim sukarelawan saat berkonfrontasi denga Malaysia.
b.   PKI telah melalukan aksi sepihak dengan membagi-bagikan tanah kepada petani.
c.    Merekrut kekuatan ABRI dengan menanamkan ideologi komunis di kalangan anggota ABRI.
d.   Terus berusaha memojokkan dan menghancurkan lawan-lawan politiknya. Oleh karena itu, PKI mendorong dan sangat mendukung pembubaran Masyumi, PSI dan Murba.
e.    Mengusulkan untuk membentuk Angkatan ke-5 yakni dengan mempersenjatai kaum buruh tani.
f.    Melatih sekitar 3.000 anggota pemuda rakyat dan Gerwani. Latihan dipusatkan di Lubang Buaya.
g.   Menyebarkan isu adanya Dewan Jendral yang akan melakukan kudeta. PKI meyebarkan fitnah dan isu bahwa Dewan Jendral akan melancarkan kudeta kepada pemerintah.
2. Pelaksanaan Gerakan 30 September 1965
Kekuatan fisik kudeta yang dilakukan PKI dibagi atas 3 kelompok tugas:
a.   Komando penculikan dan penyergapan dipimpin oleh Letnan Satu Dul Arief.
b.   Komando penguasa kota dipimpin oleh Kapten Suradi.
c.    Komando basis dipimpin oleh Mayor (udara) dan Gatot Sukresno.
Beberapa perwira TNI yang diculik pada Gerakan Tiga Puluh September:
a.   Letnan Jendral Ahmad Yani, Men/Pangad.
b.   Mayor Jendral R. Suprapto, Deputi II Men/Pangad.
c.    Mayor Jendral Haryono MT, Deputi III Men/Pangad.
d.   Mayor Jendral S.Parman, Asisten I Men/Pangad.
e.    Brigadir Jendral D.I Panjaitan Asisten IV Men/Pangad
f.    Brigadir Jendral Sutoyo Siswomiharjo, Inspektur Kehakiman/Oditur Jendral TNI AD
Penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap tokoh pemerintah, kaum nasionalis, dan kaum agama terjadi dimana-mana. Oleh karena itu, suasana pun menjadi tegang dan mencenkam. Stablititas pun terancam.
3. Upaya Penumpasan G-30-S
Mayjen Suharto segera memetintah pasukan dari Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) untuk melakukan penumpasan G-30-S yang dipimpin Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.
Tanggal 1 Oktober 1965 malam Mayjen Suharto mengumumkan yang berisi menegaskan bahwa G-30-S adalah pemberontakan, Presiden Sukarno dalam keadaan selamat dan rakyat diminta tenang serta tetap waspada. Dan pada tanggal itu Jakarta sudah dapat dikendalikan. Lubang Buaya adalah daerah pertahanan dan tempat penyiksaan dapat dikusai.
Tanggal 11 Oktober 1965 Kolonel Untung tertangkap di Tegal, Jawa Tengah. D.N Aidit yang menjadi pucuk pimpinan PKI tertangkap pada tanggal 22 November 1965 di Surakarta. Dua hari kemudian terbentik berita bahwa Aidit telah ditembak mati. Banyak tokoh PKI yang tertangkap. Dengan demikian G-30-S berhasil ditumpas.
4. Tuntutan Rakyat untuk Membubarkan PKI dan Organisasi Massanya
Walaupun para pemimpin PKI telah ditangkap, namun secara politik PKI masih berdiri. Lalu banyak rakyat yang menuntut pemerintah segera menindak PKI.
Tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI melakukan demonstrasi di halaman gedung DPR-GR. Dan mengumandangkan Tritura(Tiga Tuntutan Rakyat):
a.   Bubarkan PKI.
b.   Berseihkan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur G-30-S.
c.    Turunkan harga atau perbaikan ekonomi.

0 komentar:

Posting Komentar